Wednesday, November 8, 2017

Fungsi Planning (Perencanaan) dalam Manajemen

Planning (Perencanaan)
Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. Perencanaan juga mencakup fungsi manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dan alternatif yang ada.

Wukir (2013: 24) menambahkan bahwa perencanaan merupakan alat pertama dalam proses manajemen. Secara sederhana, perencanaan merupakan cara rasional dan sistematik dalam meramalkan masa depan sebuah organisasi atau merupakan sebuah proses dalam persiapan menghadapi perubahan dengan merumuskan tindakan di masa depan.

Sementara itu, Purwanto (2006: 48) menyatakan bahwa perencanaan merupakan pekerjaan mental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur, program, yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.

Dari berbagai pendapat tersebut jelas bahwa perencanaan merupakan pemikiran logis dalam membuat tujuan dan membuat keputusan-keputusan mengenai apa-apa yang perlu dipenuhi guna mencapai tujuan organisasi. Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Melalui perencanaan, dapat dipelajari apa yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi dan kemudian dapat membuat keputusan untuk menjamin kebijakan internal, peraturan dan kinerja, struktur, produk  dan pengeluaran yang bisa sejalan dengan hasil yang ingin dicapai. Usman (2009: 47-48) mengemukakan beberapa tujuan dari perencanaan sebagai berikut
  1. Standar pengawasan untuk mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya.
  2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
  3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) baik kualifikasi maupun kuntitasnya.
  4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
  5. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan. 
  6. Mendeteksi hambatan kesulitan yang akan ditemui.
  7. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Desler dalam Wukir (2013: 26) mengemukakan bahwa agar perencanaan menghasilkan rencana yang baik, konsisten dan realistis maka kegiatan perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
  1. Buat tujuan sejelas mungkin. Tujuan dan sasaran harus dapat dicapai, masuk akal, padat dan jelas.
  2. Buat perkiraan yang akurat. Data dan kegiatan yang akurat merupakan hal krusial bagi setiap proses perencanaan.
  3. Melibatkan subordinat dalam perencanaan untuk membantu dalam menjamin kepemilikan dan penerimaan rencana oleh pelaksana.
  4. Rencana yang efektif harus berdasarkan informasi yang benar dan asumsi yang pantas.
  5. Buat rencana yang fleksibel dimana kemajuan suatu rencana harus berada dalam review yang kontinu sehingga dapat diperbaiki jika dibutuhkan perubahan.
Perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
  1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan.
  2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif. Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
  3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
  4. Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
  5. Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu
  1. Menetapkan tujuan dan target bisnis
  2. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
  3. Menentukan sumber daya yang diperlukan
  4. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan target bisnis

0 comments:

Post a Comment